Setelah pelantikan Pengurus APJII foto bersama dengan Menkominfo Rudiantara / Dok APJII 2018
JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada 27 – 29 September 2021. Munas ini diadakan rutin setiap tiga tahun sekali. Salah satu agenda Munas itu adalah pemaparan hasil kinerja kepengurusan di bawah komando Jamalul Izza periode 2018-2021. Pria yang akrab disapa Jamal ini juga merupakan Ketua Umum APJII dua periode dari tahun 2015-2018.
Beragam prestasi yang ditorehkan Jamal sejak menjabat di periode pertama, terus dipertahankan di masa keduanya. Hal itu terbukti 94 persen amanat Munas tahun 2018 tercapai. Dari kerangka besar amanat Munas yang tercapai itu, menghasilkan pencapaian-pencapaian yang signifikan untuk periode keduanya.
Sebut saja, pertumbuhan anggota APJII dan IDNIC APJII. Di masa periode pertama Jamal di tahun 2015, anggota APJII dari 302 anggota naik signifikan menjadi 742 anggota di tahun 2021. Kemudian kenaikan anggota IDNIC APJII dari 551 anggota di tahun 2015, menjadi 2142 anggota.
“Mulai dari periode pertama sampai kedua ini, saya dan pengurus lainnya bekerja keras untuk membuat APJII semakin cemerlang. Baik dari sisi internal maupun eksternal,” kata Jamal.
Ketua Umum APJII, Jamalul Izza di acara Indonesia Town Hall Metro TV / Dok: Capture MetroTV 2021
JAKARTA – Pemerintah menargetkan pembangunan base transceiver receiver (BTS) di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) akan selesai di 2022.
Menteri Komunikasi dan Informatika Jonny G. Plate menegaskan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) telah menyelesaikan pembangunan BTS di 4.200 desa di daerah 3T pada tahun ini dari 9.113 desa yang belum tercover jaringan internet.
Adapun sisanya diharapkan bisa tuntas pada 2022 mendatang. Dalam waktu bersamaan, operator telekomunikasi juga telah menyelesaikan sekitar 3.400 BTS di kawasan komersial.
“Dengan demikian kita tentu berharap bahwa tahun 2022 nanti 4G akan menjadi fondasi utama pembangunan atau akselerasi transformasi digital kita,” pungkasnya dalam acara talkshow di Metro TV, Selasa (27/7).
JAKARTA – Wabah Covid-19 belum usai. Setahun sudah dunia dihantam pandemi. Banyak korban akibat pagebluk ini. Berdasarkan data pemerintah Indonesia, per 28 Juli 2021, kasus baru Corona bertambah sebanyak 47.791. Sementara itu, tambahan kasus sembuh sebanyak 43.856 dan kasus meninggal akibat Corona sebanyak 1.824
Oleh sebab itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menggelar doa bersama agar negeri ini bisa cepat lepas dari wabah Covid-19. Doa bersama ini dipimpin oleh Ustad Muhammad Nur Maulana melalui daring dengan diikuti lebih dari 60 anggota APJII, Rabu (28/7).
Ketua Umum APJII, Jamalul Izza mengatakan beberapa pekan terakhir ini pandemi Covid-19 mengalami peningkatan signifikan. Dengan doa bersama ini, diharapkan seluruh anggota APJII dan keluarga diberikan kesehatan, terus optimis serta berikhtiar menghadapi situasi tak menentu.
“Doa bersama ini, kami berharap seluruh anggota APJII dan keluarganya sehat. Dan mudah-mudahan negeri ini bisa segera keluar dari pandemi Covid-19,” jelas Jamal.
Ketua Umum APJII Jamalul Izza / Sumber foto: buletindewata
JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jamalul Izza mengatakan, negeri ini sudah lama mendambakan menjadi salah satu hub internet di dunia.
“Saya selalu membayangkan jika Indonesia ini bisa menjadi salah satu hub internet di dunia,” jelas Jamal dikutip dari Merdeka.com.
Pernyataannya itu, terlontar manakala Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi berambisi agar kabel internet bawah laut tak lagi lewat Singapura. Melainkan, langsung ke Indonesia.
Selama ini jaringan kabel internet bawah laut Indonesia dari Amerika Serikat (AS) harus melalui Singapura sebagai hub. Dalam peta submarine cable map, Singapura merupakan titik tumpu alur kabel bawah laut di kawasan.
“Kita ingin kabel fiber optic langsung Jakarta tujuan akhirnya, tidak perlu ke tempat lain. Kita harus jadi hub,” jelas Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurut Jamal, ada banyak keuntungan bagi Indonesia jika menjadi salah satu hub internet di dunia. Satu di antaranya adalah menjadi penghubung internet bagi negara-negara yang dekat dengan Indonesia. Bila ini terjadi, maka negeri ini akan diuntungkan dari banyak hal, salah satunya ekonomi nasional.
“Kalau dari sisi teknis, salah satunya adalah latensi internet. Maka, kita sudah semestinya untuk tidak tergantung lagi dari hub internet di Singapura,” ungkap dia.
Ketua Umum APJII Jamalul Izza (Tengah) sedang menjawab pertanyaan saat sesi tanya jawab hasil survei internet tahun 2019-Q2 2020 / Dok. APJII 2020
JAKARTA – Senin, 9 November 2020 – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengumumkan hasil survei pengguna internet di Indonesia periode 2019-kuartal II 2020 secara daring pada Senin (9/11) siang. Hasilnya, jumlah pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II tahun ini naik menjadi 73,7 persen dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna.
Jamalul Izza, Ketua Umum APJII, menjelaskan kenaikan jumlah penggguna itu antara lain disebabkan beberapa faktor, seperti infrastruktur internet cepat atau broadband di Indonesia semakin merata dengan adanya Palapa Ring, transformasi digital semakin masif akibat pembelajaran online dan kebijakan bekerja dari rumah (work form home) akibat pandemi Covid-10 sejak Maret lalu.
“Kenaikan itu juga didorong program-program APJII seperti Desa Internet Mandiri yang didukung oleh sekitar 500 anggota Asosiasi,” ujar Jamal dalam jumpa pers daring, Senin (9/11).
Paparan hasil survei ini juga dihadiri para undangan termasuk ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Secara umum, hasil survei APJII yang bekerja sama dengan Indonesia Survey Center (ISC) ini menyebutkan, jumlah pengguna internet per kuartal II tahun ini mencapai 73,7 persen dari populasi Indonesia. Jumlah ini setara 196,7 juta pengguna internet dengan populasi RI 266,9 juta berdasarkan data BPS.
“Survei ini menggambarkan ada kenaikan jumlah pengguna internet Indonesia sebesar 8,9 persen atau setara 25,5 juta pengguna di medio tahun ini,” ujar Jamal.
Pengguna di Pulau Jawa masih berkontribusi terbesar terhadap kenaikan jumlah pengguna internet tersebut, yakni 56, 4 persen. Pengguna internet terbesar kedua berasal dari Pulau Sumatera dengan 22,1 persen. Disusul Pulau Sulawesi 7 persen, Kalimantan (6,3 persen), Bali-Nusa Tenggara (5,2 persen), dan Maluku-Papua (3 persen).
“Kontribusi pengguna yang tinggal di Pulau Jawa naik menjadi 56,4 persen dari 55,7 persen di tahun sebelumnya. Karena pembangunan infrastruktur internet di Jawa terus berkembang sehingga penggunanya juga bertumbuh,” ujarnya.
Yang menarik di survei tahun ini, data penetrasi internet di ibukota provinsi. Beberapa ibukota provinsi memiliki penetrasi internet lebih tinggi dibandingkan penetrasi provinsi bahkan nasional yang rerata 73,7 persen. Misalnya, DKI Jakarta 85 persen; Bandung 82,5 persen; dan Surabaya 83 persen. Bahkan Serang di Banten jumlah penetrasi tembus 100 persen.