Ketum APJII Sumsel Sony Oktapriandi menyerahkan APD kepada Puskesmas Sekip Palembang
PALEMBANG— Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Sumatera Selatan menyerahkan bantuan berupa alat pelindung diri (APD) kepada sejumlah rumah sakit di wilayah tersebut.
Seremoni penyerahan donasi dilakukan pada 12 Mei 2020 di Sekretariat APJII di Kemuning, Kota Palembang. Beberapa rumah sakit yang hadir antara lain RSUP Mohammad Hussein Palembang, RS Khusus Paru Sumatera Selatan, dan Puskesmas Sekip Palembang.
Ketua APJII Sumsel Sony Oktapriandi berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan oleh para tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan menangani pasien Covid-19. Ini menjadi bentuk kontribusi nyata organisasi terhadap pandemi yang dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat.
“Semoga musibah ini segera berakhir dan kita semua bisa beraktivitas seperti biasa,” ujarnya saat menyerahkan donasi.
Ketua Pengwil APJII Sulsel, Arry Abdi Syalman memberikan bantuan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kota Makassar / Dok. APJII 2020
MAKASSAR – Dalam rangka mendukung penuh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) di Indonesia, pada Senin, (20/4) Pengurus Wilayah APJII Sulawesi Selatan mengunjungi Posko Induk Covid-19 Kota Makassar di bilangan Jalan Nikel Raya, Makassar.
Kunjungan ini untuk memberikan bantuan layanan telekomunikasi berupa penyediaan internet dengan kapasitas yang mumpuni guna mendukung langsung kinerja seluruh tim yang tergabung Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) Kota Makassar.
Secara simbolis, Ketua Pengurus Wilayah APJII Sulawesi Selatan, Arry AS didampingi Bendahara, Abdul Malik menyerahkan bantuan kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Makassar yang juga Penjabat Walikota Makassar, Muhammad Iqbal Samad Suhaeb.
Ketua Pengurus Wilayah APJII Sulawesi Selatan, Arry AS mengatakan, “Dukungan ini merupakan aksi nyata program APJII CARE dan bentuk dari keikutsertaan APJII dalam gotong royong mencegah penyebaran COVID-19. Dengan ketersediaan layanan internet yang mumpuni dapat bermanfaat sebagai sarana komunikasi dan konektivitas data sehingga mempermudah koordinasi seluruh tim.”
JAKARTA, Kamis 16 April 2020 – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) meminta pemerintah untuk memperhatikan industri telekomunikasi di tengah pandemi Covid-19. Sektor ini meski diuntungkan dengan melonjaknya trafik internet di masa-masa work from home (WFH) dan belajar dari rumah terutama untuk perusahaan telekomunikasi yang menyasar ke segmen ritel, tidak serta merta berdampak positif terhadap seluruh pendapatan global di industri telekomunikasi.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) meminta pemerintah untuk memperhatikan industri telekomunikasi di tengah pandemi Covid-19. Sektor ini tampaknya diuntungkan dengan melonjaknya trafik internet di masa-masa work from home (WFH) dan belajar dari rumah, namun ternyata hal ini tidak serta merta berdampak positif terhadap pendapatan industri telekomunikasi, justru pendapatan drastis menurun dengan banyaknya hotel dan kantor korporasi yang berhenti beroperasi.
“Justru kami mulai kencangkan ikat pinggang,” kata Ketua Umum APJII, Jamalul Izza.
APJII yang memiliki lebih dari 500 anggota perusahaan internet service provider (ISP) di seluruh Indonesia, bukanlah deretan perusahaan-perusahaan besar. Mayoritas anggota APJII adalah perusahaan ISP kecil yang notabene hidup dari model bisnis Business to Business (B2B). Di tengah pandemi Covid-19 ini, banyak perkantoran yang tutup. Mengalihkan aktivitas pekerjaan di rumah masing-masing karyawannya.
Hotel pun demikian. Tingkat keterisian rendah di masa wabah penyakit ini, menjadikan pendapatan hotel turun drastis. Imbasnya adalah atas nama efisiensi, maka pemangkasan fasilitas seperti internet pun tak bisa dihindari. Banyak dari Anggota APJII sudah terkena dampak dari pemangkasan ini yang mengakibatkan pendapatan perusahaan ISP ikut terjun hingga 50 persen.
MAKASSAR – Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua, Arry Abdi Syalman mengatakan maraknya pesan berantai layanan internet gratis di ruang sosial media cenderung hoaks dan berpotensi kejahatan siber.
Kata dia, dalam pesan tersebut terdapat tautan atau link. Jika link tersebut di-klik, maka bisa saja berakibat fatal. Mengumpulkan atau mencuri data-data pribadi pengguna perangkat tanpa disadari.
“Apalagi jika pengguna mengakses tautan/ link yang tertera pada pesan tersebut dapat berakibat fatal, seperti peretasan akun atau pencurian data pribadi pada perangkat yang digunakan,” ujarnya.