Ilustrasi Palapa Ring / Sumber; Beritamalukuonline.com
JAKARTA – Peraturan Pemerintah Daerah (Pemda) kerap menjadi tantangan sekaligus persoalan bagi perusahaan internet service provider (ISP). Terutama perizinan untuk penggelaran infrastruktur internet.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jamalul Izza kala menjadi narasumber di acara Selular Digital Telco Outlook 2020, Selasa (15/12/2020).
Menurut Jamal, tantangan itu adalah aturan Pemda yang tak sinkron dengan peraturan di daerah lainnya. Padahal, penggelaran infrastruktur internet yang dilakukan oleh anggota APJII akan berdampak pada ekonomi digital di daerah tersebut.
“Jadi Pemda-pemda tersebut punya regulasi yang masing-masing terkadang memberatkan si penyelenggara untuk menggelar jaringan internet. Ini pekerjaan rumah juga buat kita,” ungkap Jamal.
Tak jarang, lanjut Jamal, para anggota APJII kerap menemukan biaya retribusi maupun perizinan yang harus disetor ke Pemda terlampau mahal.
“Terus terang, ini justru akan mengganggu penggelaran daerah itu sendiri. Padahal dengan infrasturkutr bagus, banyak hal yang akan berdampak positif,” jelas Jamal.
Kunjungan Sosialisasi APJII ke Kabupaten Halmahera Utara / Dok. APJII 2020
MALUKU UTARA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melakukan kunjungan dan sosialisasi Desa Internet Mandiri di Halmahera Utara, Maluku Utara, Jumat (4/12). Dalam acara itu, hadir Ketua Umum APJII, Jamalul Izza.
“Kemarin APJII ke Halmahera Utara untuk sosialisasi desa internet mandiri di desa desa di sana,” ujar Jamal.
Dilanjutkannya, bukan hanya sekadar sosialisasi yang dilakukan, namun pada saat itu langsung sudah dilakukan juga pemasangan internet. Terutama di desa yang sama sekali tidak ada koneksi internet.
“Desa itu berada di Kecamatan KAO Barat. Di sana betul-betul sama sekali tidak ada koneksi internet. Maka APJII bersama salah satu anggotanya bekerja sama mengoneksi internet untuk desa tersebut,” kata Jamal.
JAKARTA – Masyarakat internet dunia yang bergabung di the Internet Society memberikan penghargaan Jonathan B. Postel Service Award 2020 kepada Onno W Purbo, aktivis internet asal Indonesia.
Penghargaan internasional ini sejatinya diberikan dalam satu event di Bangkok, Thailand, tapi akibat pandemi Covid-19 tidak bisa dilaksanakan sehingga dilakukan secara daring.
Onno W Purbo menjadi orang Indonesia pertama yang mendapat penghargaan dunia ini dan orang ke-6 di Asia sejak penghargaan ini diberikan pada 1999.
Onno mengaku proposalnya sebagai salah satu persyaratan mengikuti penghargaan ini dibantu banyak pihak, antara lain Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).
“Saya juga dibantu oleh komunitas internet Indonesia seperti APJII dan Mastel dalam mempersiapkan proposal,” ujar dosen ITB, yang meraih gelar master dan doktor dari McMaster University dan Waterloo University Kanada seperti dikutip dari Merdeka.com.
Jamalul Izza, Ketua Umum APJII, secara khusus memberikan ucapan selamat kepada tokoh internet murah dan mudah di Indonesia ini.
Kata Jamal, APJII bangga karena ada orang Indonesia yang meraih penghargaan internasional Jonathan B Postel Service Award.
“Penghargaan ini diharapkan bisa menjadi semangat bagi orang Indonesia supaya bisa menjadi seperti Pak Onno, begitu juga bagi para anggota APJII,” ujar Jamal lewat komunikasi video, kemarin.
Menurut Jamal, semoga penghargaan ini dapat mendorong bisnis internet di Indonesa jauh lebih baik. Begitu juga dengan tata kelolanya baik di Indonesia maupun dunia.
Ketua Umum APJII Jamalul Izza (Tengah) sedang menjawab pertanyaan saat sesi tanya jawab hasil survei internet tahun 2019-Q2 2020 / Dok. APJII 2020
JAKARTA – Senin, 9 November 2020 – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengumumkan hasil survei pengguna internet di Indonesia periode 2019-kuartal II 2020 secara daring pada Senin (9/11) siang. Hasilnya, jumlah pengguna internet di Indonesia hingga kuartal II tahun ini naik menjadi 73,7 persen dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna.
Jamalul Izza, Ketua Umum APJII, menjelaskan kenaikan jumlah penggguna itu antara lain disebabkan beberapa faktor, seperti infrastruktur internet cepat atau broadband di Indonesia semakin merata dengan adanya Palapa Ring, transformasi digital semakin masif akibat pembelajaran online dan kebijakan bekerja dari rumah (work form home) akibat pandemi Covid-10 sejak Maret lalu.
“Kenaikan itu juga didorong program-program APJII seperti Desa Internet Mandiri yang didukung oleh sekitar 500 anggota Asosiasi,” ujar Jamal dalam jumpa pers daring, Senin (9/11).
Paparan hasil survei ini juga dihadiri para undangan termasuk ketua Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Secara umum, hasil survei APJII yang bekerja sama dengan Indonesia Survey Center (ISC) ini menyebutkan, jumlah pengguna internet per kuartal II tahun ini mencapai 73,7 persen dari populasi Indonesia. Jumlah ini setara 196,7 juta pengguna internet dengan populasi RI 266,9 juta berdasarkan data BPS.
“Survei ini menggambarkan ada kenaikan jumlah pengguna internet Indonesia sebesar 8,9 persen atau setara 25,5 juta pengguna di medio tahun ini,” ujar Jamal.
Pengguna di Pulau Jawa masih berkontribusi terbesar terhadap kenaikan jumlah pengguna internet tersebut, yakni 56, 4 persen. Pengguna internet terbesar kedua berasal dari Pulau Sumatera dengan 22,1 persen. Disusul Pulau Sulawesi 7 persen, Kalimantan (6,3 persen), Bali-Nusa Tenggara (5,2 persen), dan Maluku-Papua (3 persen).
“Kontribusi pengguna yang tinggal di Pulau Jawa naik menjadi 56,4 persen dari 55,7 persen di tahun sebelumnya. Karena pembangunan infrastruktur internet di Jawa terus berkembang sehingga penggunanya juga bertumbuh,” ujarnya.
Yang menarik di survei tahun ini, data penetrasi internet di ibukota provinsi. Beberapa ibukota provinsi memiliki penetrasi internet lebih tinggi dibandingkan penetrasi provinsi bahkan nasional yang rerata 73,7 persen. Misalnya, DKI Jakarta 85 persen; Bandung 82,5 persen; dan Surabaya 83 persen. Bahkan Serang di Banten jumlah penetrasi tembus 100 persen.
JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada Senin 9 November 2020 mendatang, akan merilis hasil survei penetrasi dan perilaku pengguna internet di Indonesia tahun 2019 – Q2 2020. Hasil survei ini kerap ditunggu-tunggu oleh seluruh pemangku kepentingan di negeri ini. Tak jarang, survei APJII selalu dijadikan barometer pengguna internet di Tanah Air.
“Senin pekan depan, APJII akan merilis hasil survei tentang penetrasi dan perilaku pengguna internet tahun 2019-Q2 2020. Yang pasti ada kenaikan jumlah pengguna,” ungkap Ketua Umum APJII, Jamalul Izza.
Rencananya, acara perilisan hasil survei internet ini, akan dilakukan secara daring. Hal ini mengingat pandemi Covid-19. Para pemangku kepentingan, bisa langsung menyaksikan perilisan survei internet versi APJII ini melalui YouTube Sekretariat APJII dan Instagram @apjii.
“Bisa disaksikan secara langsung lewat YouTube dan Instagram APJII,” jelas Jamal.