
SLEMAN – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Pengurus Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menyediakan secara gratis akses internet di pengungsian erupsi Gunung Merapi Yogyakarta, tepatnya di barak Glagaharjo, Gayam, Kepuharjo, Wukirsari, dan Brayut.
Akses internet gratis ini juga mendapat dukungan dari TP-Link, penyedia perangkat jaringan WiFi global. TP-Link menyumbangkan perangkat TP Link CPE610 dan CPE110 di posko pengungsian, yang posisinya jauh dari perkotaan dan kebanyakan tidak terjangkau sinyal operator seluler.
Tigor Jonson Purba, Ketua APJII Pengurus Wilayah Yogyakarta, mengatakan APJII dengan dukungan perangkat dari TP-Link Indonesia menyediakan jaringan internet di lima titik posko pengungsian erupsi Gunung Merapi. Akses Internet tersebut sangat diperlukan bagi posko kebencanaan pemerintah, relawan, dan para pengungsi terutama para siswa yang masih melakukan proses belajar secara online karena pandemi Covid-19.
“Pemasangan jaringan internet di beberapa barak menggunakan TP- Link CPE610 dan CPE110 sebagai backhaul dan akses point dengan hasil baik. Backbone internet disediakan oleh APJII Yogyakarta dengan kapasitas internet 80 Mbps di Balai Desa Glagaharjo, kemudian disalurkan ke barak pengungsian di desa-desa sekitar,” ujar Tigor, dalam rilisnya, akhir Desember 2020.
Dengan kondisi alam berbukit dan hampir selalu diguyur hujan lebat di lereng Merapi, unit outdoor CPE610 dapat mengantarkan bandwidth internet hingga 15 Mbps untuk satu barak. CPE110 juga dapat dengan mudah diakses di barak pengungsian.
“Karena wilayah yang bisa terdampak angat luas, para petugas kebencanaan dan relawan menyambut baik fasilitas jaringan internet ini, sehingga mereka menjadi lebih mudah mengakses dan memperbarui informasi kondisi terkini erupsi Gunung Merapi. Masyarakat yang harus mengungsi sempat khawatir karena anak-anak yang masih bersekolah tengah menjalani belajar online,” katanya.
Gunung Merapi ditetapkan berstatus Siaga (Level 3) sejak 5 November lalu. Pada periode pengamatan 8 November hingga jam 24.00 WIB terpantau terjadi 71 gempa guguran, 31 kali gempa vulkanik dangkal, 2 kali gempa Low Frequency, 1 kali tektonik, dan 88 kali gempa embusan.
Kondisi itu mengakibatkan masyarakat yang bermukim di radius 5 km dari Merapi harus mengungsi ke barak-barak pengungsian yang disediakan Pemerintah Kabupaten Sleman.