Pusat Data Nasional Bisa Membuat Negara Hemat Puluhan Triliun Per Tahun

Menteri Kominfo di KEK Nongsa, Batam

JAKARTA–Pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) diperkirakan dapat mendorong efisiensi fiskal hingga Rp20 triliun pert tahun.

Menteri Komunikasi dan Infomatika, Johnny G. Plate pembangunan PDN bisa memperkuat satu data dan mendorong efisiensi fiskal secara signifikan. Oleh karena itu, pemerintah tengah memantapkan perencanaan tata kelola dan kedaulatan data nasional.

“Saat ini Indonesia memiliki 2.700 data center, tapi hanya sekitar 3% saja yang memenuhi standar internasional. Pusat Data Nasional ini tentu akan meningkatkan kinerja dan capaian Satu Data di Indonesia, juga menjadi medium untuk integrasi dan efisiensi sekitar 24.700 aplikasi pemerintahan pusat dan daerah yang digunakan selama ini,” ujarnya saat meninjau rencana lahan lokasi pembangunan Pusat Data Nasional di Kawasan Barelang dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau, Jum’at (23/04/2021).

Pembangunan Pusat Data Nasional di Kota Batam ini akan berlangsung pada tahun 2022 dan ditargetkan selesai pada tahun 2025. Batam dianggap memiliki keunggulan dari sisi kelengkapan infrastruktur penunjang, semisal infrastruktur serat optik, pasokan listrik, dan air.

Menurut Menteri Johnny, pemerintah membangun PDN untuk mengonsolidasikan data dan mempercepat digitalisasi layanan publik. Ia menilai, PDN jadi pondasi utama untuk percepatan digitalisasi. Oleh karena itu, Kominfo ditugaskan untuk mengkonsolidasikan pusat data atau ruang server yang sekarang itu dikelola oleh kementerian dan lembaga untuk disatukan di Pusat Data Nasional.

Dengan belum terpenuhinya hal itu, berdampak pada konsolidasi dan interoperabilitas data yang mengakibatkan sulitnya mengambil keputusan berbasis data nasional. “Untuk itu, Presiden Jokowi Widodo juga menetapkan di samping membangun Pusat Data Nasional, Indonesia juga harus memiliki Satu Data Nasional,” ujarnya.

Untuk bisa mengkonsolidasikan data, Menteri Johnny menyatakan hal itu merupakan pekerjaan yang sangat berat. Ia menuturkan, beberapa pekerjaan rumah secara pararel yang perlu disiapkan dalam membangun Pusat Data Nasional meliputi organisasi pengelola PDN, penyediaan government cloud berstandar global, serta memiliki kemampuan SDM dalam audit sistem keamanan digital.

“Pemerintah akan memprioritaskan pengembangan kemampuan SDM dalam negeri yang cakap terkait dengan sistem keamanan digital tersebut. Melalui skema literasi digital #MakinCakapDigital dari Kominfo, prioritas pengembangan SDM bidang digital di Indonesia akan terus diselaraskan dengan kebutuhan tata Kelola sumber daya data di Indonesia,” tegasnya.

Kominfo, lanjut Menteri Johnny, berkolaborasi dengan pemangku kepentingan (multistakeholder) telah menyiapkan program Siberkreasi, Digital Talent Scholarship (DTS) hingga Digital Leadersip Academy (DLA), guna pengembangan talenta digital di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Menteri Johnny juga memaparkan landasan hukum yang digunakan dalam Pembangunan Pusat Data Nasional, yakni; Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang PSTE, Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang SPBE, Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia, dan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Konkuren Bidang Komunikasi dan Informatika.

APJII Segera Aktifkan IIX Pontianak

Ilustrasi Data Center / Sumber: nexdatacenter.com

JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tengah mempersiapkan pengembangan Indonesia Internet Exchange (IIX). Pengembangan IIX selanjutnya ini, direncanakan di Pontianak, Kalimantan Barat.

Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Ketua Bidang Pengembangan Infrastruktur Jaringan Anggota APJII, Urai Ida Sri Haryani.

“Ya, betul. Saat ini sedang dalam proses,” jelas Ida.

Ida melanjutkan, rencana pengembangan IIX di Pontianak pada dasarnya sudah menjadi program APJII, sehingga tahun ini bisa terlaksana. Menurutnya, IIX Pontianak akan memiliki kapasitas 10 Gbps. Hadirnya IIX Pontianak ini juga tak lepas dari dukungan BAKTI melalui PT Palapa Ring Barat.

“Kita usahakan dan targetkan bulan ini IIX Pontianak harus aktif. Skema untuk interkoneksi tetap berbayar. Namun dengan harga minimum. Ini karena seiring dengan program pemerintah bahwa Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meminta agar utilisasi Palapa Ring harus lebih dioptimalkan,” kata Ida.

Continue reading

APJII Siap Berkolaborasi dengan Pengusaha Nahdliyin

Bali–Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mendukung penuh inisiatif ‘Go Digital’ yang dicanangkan oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) dalam Forum Bisnis yang digelar di Bali pada 26-28 Maret 2021.

Acara yang dihadiri oleh ratusan pengusaha Nahdliyin dari seluruh Indonesia ini menjadi ajang penting untuk mempererat kerja sama dan kolaborasi digital. Dalam sambutannya, Ketua Umum APJII Jamalul Izza menegaskan pihaknya siap menjalin kerja sama dengan para pengusaha Nahdliyin di setiap daerah untuk menyediakan akses internet.

“Saat ini semua lini usaha sudah serba digital. Jadi kalau di daerah belum ada terjangka internet akan menghambat bisnis,” ujarnya dalam acara tersebut.

Jamal melanjutkan, bentuk kerja sama ini bisa bermacam-macam. Mulai dari penyediaan akses internet melalui program Desa Internet Mandiri, kolaborasi antara unit bisnis Nahdliyin dengan internet service provider (ISP) anggota APJII, hingga akses internet bagi lembaga pendidikan yang dikelola Nahdliyin.

Dalam kesempatan tersebut, Jamal juga mendorong para pengusaha ini untuk membangun lini bisnis start up di setiap daerah dengan melihat potensi usaha yang ada. “Kami siap mendukung penuh kebutuhan internet teman-teman semua,” ujar Jamal di hadapan ratusan pengusaha tersebut.

Para pengusaha tersebut merespons dengan cukup baik. Selama ini, banyak yang menyangka akses internet hanya bisa disediakan oleh operator seluler. Padahal, APJII punya 500-an anggota yang tersebar di berbagai daerah yang terbuka segala bentuk kerja sama. Jamal pun berharap ini bisa menjadi langkah awal untuk menjajaki kolaborasi saling menguntungkan di masa mendatang.

Ketum APJII: Indonesia Pantas Jadi Hub Internet Dunia

Ketua Umum APJII Jamalul Izza / Sumber foto: buletindewata

JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jamalul Izza mengatakan, negeri ini sudah lama mendambakan menjadi salah satu hub internet di dunia.

“Saya selalu membayangkan jika Indonesia ini bisa menjadi salah satu hub internet di dunia,” jelas Jamal dikutip dari Merdeka.com.

Pernyataannya itu, terlontar manakala Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi berambisi agar kabel internet bawah laut tak lagi lewat Singapura. Melainkan, langsung ke Indonesia.

Selama ini jaringan kabel internet bawah laut Indonesia dari Amerika Serikat (AS) harus melalui Singapura sebagai hub. Dalam peta submarine cable map, Singapura merupakan titik tumpu alur kabel bawah laut di kawasan.

“Kita ingin kabel fiber optic langsung Jakarta tujuan akhirnya, tidak perlu ke tempat lain. Kita harus jadi hub,” jelas Luhut Binsar Pandjaitan.

Menurut Jamal, ada banyak keuntungan bagi Indonesia jika menjadi salah satu hub internet di dunia. Satu di antaranya adalah menjadi penghubung internet bagi negara-negara yang dekat dengan Indonesia. Bila ini terjadi, maka negeri ini akan diuntungkan dari banyak hal, salah satunya ekonomi nasional.

“Kalau dari sisi teknis, salah satunya adalah latensi internet. Maka, kita sudah semestinya untuk tidak tergantung lagi dari hub internet di Singapura,” ungkap dia.

Continue reading

APJII Tingkatkan Sinergitas dengan Siber Polri untuk Melawan Kejahatan Siber

Ketua Umum APJII, Jamalul Izza / Dok. SiberTV 2021

JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berkomitmen meningkatkan sinergitas dengan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Kepolisian RI (Siber Polri) untuk membantu penegak hukum menangani kasus kejahatan siber, terutama hacking.

Jamalul Izza, Ketua Umum APJII, mengatakan selama ini Asosiasi banyak dimintai bantuan oleh Siber Polri untuk kasus-kasus kejahatan siber. Pada beberapa kasus kejahatan siber yang menimpa lembaga pemerintah atau swasta di Tanah Air, Siber Polri sering meminta bantuan soal IP address pelaku kejahatan siber, lokasinya di mana, dan sebagainya. 

“Sebagai Asosiasi dengan anggota internet service provider (ISP), kami memiliki data IP adress, sehingga kalau IP address si pelaku kejahatan siber di Indnoesia, kami pasti punya datanya, karena pendaftaran IP address harus berbadan hukum,” ujar Jamal saat tampil di talk show SiberTV, pada Rabu (17/3).  Narasumber lain di talk show ini adalah AKBP Purnomo, Kanit 2 Subdit 2 Dittipidisiber Bareskrim Polri. 

Menurut Jamal, APJII juga sering melakukan pelatihan-pelatihan untuk mencegah kejahatan siber. Apalagi saat ini anggota APJII beragam, selain ISP, ada juga non-ISP seperti kalangan perbankan, Polri, dan militer.  Materi pelatihannya beragam, antara lain security DNS, cara mengamankan DNS, dan sebagainya.

Beberapa kali APJII juga menerima laporan kejahatan siber.  Sesuai kerja samanya, APJII selalu berkoordinasi tim Siber Bareskrim untuk ditindaklanjuti secara hukum termasuk potensi kerugiannya.

AKBP Purnomo menjelaskan kasus kejahatan siber terutama hacking yang ditangani Direktorat Siber Bareskrim Polri cukup tinggi. Pada 2017, Siber Polri menangani 35 kasus hacking. Setahun berikutnya jumlah kasusnya bertambah menjadi 43 dan melonjak menjadi 148 kasus pada 2019.

“Pada 2020 kami memprediksi jumlah kasus hacking di Siber Polri lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Apalagi jumlah kasus ini belum termasuk kasus siber yang ditangani Subdit Siber di Polda. Pada 2020, kita tahu ada kasus kejahatan siber yang menyita perhatian besar, yakni kasus akses ilegal (penjebolan) aplikasi mobile sebuah bank BUMN,” ungkap Purnomo. 

Siber Polri, kata dia, membuka banyak saluran bagi masyarakat yang menjadi korban kejahatan siber termasuk hacking. Antara lain bisa datang langsung ke Siber Polri atau Polda, lewat e-mail, media sosial Siber Polri, dan sebagainya. 

Continue reading