
JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada Senin 9 November 2020 mendatang, akan merilis hasil survei penetrasi dan perilaku pengguna internet di Indonesia tahun 2019 – Q2 2020. Hasil survei ini kerap ditunggu-tunggu oleh seluruh pemangku kepentingan di negeri ini. Tak jarang, survei APJII selalu dijadikan barometer pengguna internet di Tanah Air.
“Senin pekan depan, APJII akan merilis hasil survei tentang penetrasi dan perilaku pengguna internet tahun 2019-Q2 2020. Yang pasti ada kenaikan jumlah pengguna,” ungkap Ketua Umum APJII, Jamalul Izza.
Rencananya, acara perilisan hasil survei internet ini, akan dilakukan secara daring. Hal ini mengingat pandemi Covid-19. Para pemangku kepentingan, bisa langsung menyaksikan perilisan survei internet versi APJII ini melalui YouTube Sekretariat APJII dan Instagram @apjii.
“Bisa disaksikan secara langsung lewat YouTube dan Instagram APJII,” jelas Jamal.
Sebagai gambaran, kami tampilkan hasil survei tahun lalu tentang penetrasi pengguna internet di Indonesia di 2018. Berdasarkan survei tersebut, pengguna internet Indonesia mencapai 64,8 persen dari populasi. Jumlah ini setara 171,17 juta pengguna dari populasi Indonesia 246,16 juta berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Hasil survei tersebut juga menunjukkan ada kenaikan penetrasi sebesar 10,12 persen dari tahun sebelumnya, setara 27 juta pengguna. Menurut survei tersebut pula, kontribusi pengguna internet per wilayah paling banyak terdapat di Pulau Jawa, yakni 55 persen. Disusul oleh Pulau Sumatera 21 persen, Sulawesi-Maluku-Papua (10 persen), Kalimantan (9 persen), serta Bali dan Nusa Tenggara (5 persen).
Disebutkan juga saat ini Indonesia memiliki sekitar 60 juta rumah tangga, tapi yang terkoneksi internet baru 10 juta rumah. Survei tahun lalu merupakan kerja sama antara APJII dan Polling Indonesia yang dilakukan pada 9 Maret–14 April 2019 terhadap 5.900 responden di seluruh Indonesia dengan margin error 1,28 persen.
Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara wawancara dan bantuan kuesioner, serta menggunakan metode penelitian probality sampling dan multistage random sampling.
Untuk tahun 2019-Q2 2020 ini, jumlah responden dalam survei dinaikkan menjadi 7.000 responden. Tak hanya itu saja, selain provinsi, setiap ibu kota provinsi juga dilakukan survei tersendiri.
Penasaran? Tunggu acaranya!
2420total visits,1visits today