
JAKARTA – Sejak dioperasikan 2018, jaringan internet cepat (broadband) Palapa Ring Barat ternyata memiliki utilisasi rendah, kurang dari 50 persen. Sehingga diperlukan terobosan-terobosan untuk meningkatkan utilitasnya karena akses internet cepat semakin dibutuhkan di daerah-daerah.
Untuk meningkatkan utilisasi Palapa Ring Barat itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menggelar forum group discussion (FGD) dengan topik “Optimalisasi Palapa Ring Barat” pada 10-11 September lalu. FGD dilakukan secara offline di Batam dan online via aplikasi komunikasi video.
Untuk mencari solusi total, FGD ini dihadiri oleh jajaran pengurus pusat APJII dan pengurus APJII Kepulauan Riau dan Batam. Hadir pula Marvel, Plt Direktur Pengembangan Pita Lebar Kemkominfo RI; Dhia Anugrah, Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informatika BAKTI; Syarif Lumitarjo, Direktur Utama PT Palapa Ring Barat, dan dinas terkait di pemerintah daerah Kota Batam dan Provinsi Kepulauan Riau.
Jamalul Izza, Ketua Umum APJII, saat pembukaan FGD ini menyatakan jaringan tulang pungung (bakcbone) internet Palapa Ring Barat memiliki beberapa kendala sehingga utilisasinya masih sedikit. Antara lain jauhnya lastmile hub untuk menjemput anggota APJII terutama yang ada di tengah kota sehingga pemanfaatan dan utilisasinya belum maksimal.
“Harapan Asosiasi, FGD ini dapat membahas bersama-sama kendala-kendalanya sambil mencari solusi untuk Palapa Ring Barat,” ujar Jamal, Senin (14/9).
Data Kemkominfo RI menyebutkan, jaringan tulang punggung internet cepat sudah menjangkau 100 persen di Indonesia. Namun, tingkat ketersambungannya di sisi pengguna masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat penetrasi lastmile serat optik di desa baru baru 14,5 persen. Tingkat kecamatan 35,7 persen; tingkat kabupaten/kota 79,5 persen; dan provinsi 100 persen.
Proyek Palapa Ring Barat sendiri rampung pada 2018 silam, terdiri atas kabel bawah laut sepanjang 1.719 km dan darat 404 km. Jumlah kota layanan lima dengan titik interkoneksi tujuh. Meski sudah beroperasi selama dua tahun, utilisasi Palapa Ring Barat masih di bawah 50 persen.
Palapa Ring Barat memiliki tiga proyek. Proyek 1 Palapa Ring Barat terdiri atas kota Bengkelis, Tebing Tinggi, Karimun, Siak, Dumai, dan Batam. Proyek 2 terdiri atas Batam, Tarempa, Ranai, dan Singkawang. Dan proyek 3 terdiri dari Batam, Daik Lingga, dan Kuala Tungkal.
Berdasarkan pemetaan Badan Usaha Pelaksana (BUP) PT Palapa Ring Barat, jaringan backbone internet tersebut memiliki potensi untuk dimanfaatkan beragam kustomer, seperti operator telekomunikasi, ISP lokal, kawasan-kawasan industri seperti di Tanjung Buton, dan industri sektor pariwisata. Jaringan ini juga potensial dimanfaatkan oleh industri perikanan, perkebunan kelapa sawit, produk turunan hasil karet, dan sebagainya.
Meski memiliki potensi kustomer besar, ternyata saat ini utilisasi Palapa Ring Barat masih rendah. Sebagai contoh di proyek 2, dari 77 jaringan yang tersedia, yang terpakai 25 alias baru sekitar 32 persen utilisasinya.
Titik NOC Jauh dari Kota
Dadik Febriawan, Ketua APJII Kepulauan Riau, menjelaskan alasan rendahnya utilisasi jaringan Palapa Ring Barat ini. Kata dia, dari sekan banyak kabupaten kota yang dilewati Palapa Ring Barat, yang baru merasakan internetnya baru Batam dan Karimum. Sedangkan kota-kota lain masih banyak blank spot.
“Kami ingin menjangkaunya, tapi ada kendala yakni masalah penjemputan POP Network Operations Center (NOC) yang terlalu jauh jaraknya dari titik kota, sehingga akses ke sana membutuhkan jaringan kabel optik yang cukup jauh. Kedua, di sisi harga, bagi UMKM harga yang ditawarkan cukup tinggi karena bersifat bulanan. Dan ketika mau interkoneksi, kami harus mengunduh NOC di lokasi tersebut sehingga biayanya menjadi mahal,” ungkap Dadik dalam FGD selama dua hari tersebut.
Namun demikian, APJII Kepulaaun Riau berkomitmen untuk bisa membantu meningkatkan utilisasi jaringan internet cepat ini sambil berharap ke depan, BAKTI dan pihak lain dapat bergotong-royong mencari solusi kendala tersebut.
“APJII sendiri berkomitmen dengan BAKTI misalnya memberikan free Wi-Fi di tempat-tempat umum,” pungkas Dadik.
Syarif Lumitarjo, Direktur Utama PT Palapa Ring Barat, menambahkan BAKTI Kemkominfo telah memiliki dua ide tentang pola pemanfaatan jaringan infrastruktur internet Palapa Ring Barat. Ide tersebut antara lain BAKTI memberikan akses jaringan secara gratis ke APJII. Namun, APJII mesti bisa memberikan komitmen-komitmen pada BAKTI, selain anggota APJII juga memberikan sesuatu kepada masyarakat seperti menyediakan Wi-Fi gratis di ruang publik.
“Prinsipnya harus dilakukan cara-caru baru supaya kapasitas Palapa Ring Barat terutilisasi. Apalagi bandwidth internet saat ini diperlukan oleh masyarakat luas,” kata Syarif.
Meski belum menghasilkan solusi jitu, FGD ini berhasil memetakan masalah-masalah yang dihadapi di lapangan, sekaligus potensi kebutuhan bandwidth di kabupaten/kota yang dilewati Palapa Ring Barat. Segala masalah-masalah tersebut akan ditindaklanjuti untuk dibahas oleh tim-tim lebih kecil yang hasilnya akan disampaikan ke Kominfo RI dan dinas-dinas terkait di pemerintah provinsi Kepulauan Riau dan Kota Batam.
7985total visits,3visits today