Foto bersama pembicara Sohib Berkelas di Medan / Dok. APJII 2018

MEDAN—Miss Internet Indonesia 2017 Marsya Gusman menekankan pentingnya menghargai perbedaan di media sosial untuk menghindari perpecahan.

Hal tersebut diungkapkan Marsya dalam workshop bertajuk ‘Internet Sehat untuk Indonesia Baik’ yang digelar di Medan pada 19 Juli 2019.

Menurut perempuan yang menjadi duta literasi digital tersebut, sosial media telah menjadi arena pertarungan sengit terutama di masa-masa pilkada dan menjelang pemilihan presiden 2019. Perbedaan politik yang ada membuat pertengkaran di media sosial kian meruncing sehingga akibatnya banyak orang main hakim sendiri.

“Kita belum bisa menghargai perbedaan sehingga berantem di sosmed enggak pernah selesai,” ungkapnya.

Marsya berpendapat hal ini karena saat ini kita hidup di era post-truth, di mana setiap orang beranggapan pendapatnya yang paling benar. Padahal, apa yang kita percayai belum tentu merupakan kebenaran yang sesungguhnya. Hal inilah yang membuat perselisihan di media sosial semakin tajam.

Kekhawatiran Miss Internet ini juga menjadi perhatian sejumlah pihak yang menjadi pembicara dalam workshop yang digelar sehari tersebut.

Sejumlah pihak yang ikut terlibat antara lain Sahabat Cyber Indonesia (SCI), Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta komunitas Indonesia Baik. Hadir juga perwakilan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang mengulas penerapan nilai-nilai Pancasila di sosial media.

Komunitas Sahabat Cyber Indonesia selaku penggagas acara ini berharap workshop semacam ini akan membuat masyarakat Indonesia lebih bijak menggunakan sosial media. Apalagi partispan yang hadir sebagian besar masih berstatus pelajar dan orang muda yang sangat aktif di sosial media.

Mereka diharapkan bisa menjadi duta-duta sahabat cyber yang akan menyebarkan nilai-nilai penting di era digital.

2530total visits,1visits today