JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menambah durasi rapat koordinadi wilayah (rakorwil) sesering mungkin. Alasannya, para anggota Asosiasi yang tersebar di seluruh pelosok negeri perlu mendapat support dan dukungan, terutama dalam hal akses dan infrastruktur internet yang masih banyak di pusat dan belum merata.
Pertimbangan lainnya, sebagian besar anggota APJII merupakan perusahaan jasa internet (ISP) skala kecil, tapi banyak menghadapi tantangan besar. Seperti rakorwil yang dilakukan baru-baru ini di Medan pada pekan pertama Agustus ini.
Handoyo Tahir, Kepala Bidang Organisasi dan Keanggotaan APJII, satu upaya yang dilakukan APJII adalah mengadakan rakorwil sesering mungkin. “Biasanya rakorwil diadakan 2 kali setahun, sekarang kami lakukan 4-5 kali setahun,” ungkap Handoyo.
Rakorwil Medan merupakan kelanjutan dari agenda rakorwil sebelumya yang digelar di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Salah satu isu penting yang dibahas di ibukota provinsi Sumatera Utara ini adalah persoalan infrastruktur, terutama yang berkaitan dengan keterhubungan antara internet exchange (IX) daerah dan IX Jakarta.
Menurut Handoyo, dari 12 IX daerah, baru 2 IX yang terhubung ke Jakarta, yakni IX Semarang dan Yogyakarta. Untuk itu, Asosiasi menargetkan IX daerah yang terhubung ke Jakarta akan ditambah. Pada akhir Oktober mendatang, Asosiasi menargetkan IX Bandung dan Surabaya akan terhubung dengan IX Jakarta.
Keterhubungan IX pusat dan daerah ini sangat penting, agar para anggota bisa mengakses konten Asosiasi yang ada di pusat. Dengan demikian, ISP bisa memanfaatkan konten-konten tersebut supaya bisnis mereka di daerah semakin kompetitif. Dampak paling kentara dari keterhubungan ini adalah peralihan dari trafik internasional ke trafik domestik.
“Selama ini akses trafik domestik baru mencapai 30 persen dari total trafik di Indonesia,” ungkapnya.
Jika berhasil mengurangi trafik internasional dan mengalihkannya ke trafik domestik, maka kecepatan akses internet di Tanah Air akan membaik. Benefitnya, ISP-ISP di daerah, terutama yang tidak memiliki infrastruktur sendiri, bisa menjalan bisnis dengan lebih baik dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Selain persoalan infrastruktur, isu lain yang menjadi pembahasan rakorwil di Medan adalah masalah training dan sertifikasi. Asosiasi memandang perlu dilakukan training soft skill, seperti manajemen, keuangan, marketing, dan penjualan.
2951total visits,1visits today